Oleh: adek | Oktober 24, 1991

Yang Hijau Dari Abdul Choir

Tersebutlah seorang cowok yang punya nama Abdul Choir, lengkapnya sih Abdul Choir Istambul yang turunan Arab sedikit Turki lahir di Afrika bereaksi dengan H2S. Orangnya sih sebenarnya cukup keren tapi sayang doi punya kelakuan yang minus banget misalnya suka ngomong yang tidak karuan tentang kisah-kisahnya yang nggak masuk akal, pokoknya bohong aja dech ceritanya. Oh….iya nih cowok punya tokoh idola, Mercy namanya cewek orangnya.

Abdul Choir suka banget ama cewek ini, sampai-sampai dia bela-belain jual baju di pasar demi sepotong Silver Queen buat si Mercy. Abdul Choir juga sekelas ama si Pesa, anak THE NEXT yang ganteng itu. Dan yang terakhir Abdul Choir punya sapu tangan hijau yang selalu melekat di kerah leher bajunya, sehingga dimana ada Abdul Choir disitu ada sapu tangan hijau. Nah, Abdul Choir pernah ngalamin kisah yang nggak akan pernah dilupakannya dengan sapu tangan hijau itu…..begini nich ceritanya….. 

Sabtu pagi-pagi banget……disaat anak-anak lagi tegang ngeliatin si dosen ngajar menggambar, tiba-tiba terdengar bunyi…” srutfff..” dari arah depan, rupanya dari situ si Abdul Choir lagi mengeluarkan sesuatu dari hidungnya yang kemudian dilapnya dengan sapu tangan hijau yang udah dari kemaren-kemaren dipakai trus. One yang sedang diluar kelasnya melihat dari luar…

” Idih sapu tangan hijau lagi…” bisik hatinya. Tepat pukul sepuluh teng-teng, anak-anak SMANSA udah pada ngabur ke kantin. Di labour tempe One ama temen-temennya lagi asik main lempar-lemparan Silver Queen, tiba-tiba datanglah Abdul Choir dengan langkah gedebak-gedebuk karena mikirin perutnya yang udah minta diisi. Diambilnya sepotong tempe goreng sambil tak lupa membayarnya dengan uang gocapan. “ Duh, panas banget nih tempe “ gerutu Abdul Choir.

Saking panasnya dia gak tahan lagi, diambilnya sapu tangan hijau yang membelit dilehernya dan dibungkusnya tempe itu dengan yang hijau kepunyaannya, “ Aman…” bisiknya sambil berlalu dari kantin. One yang memperhatikan tingkahnya itu hanya bisa menggelengkan kepala. “ Lho, yang hijau tadikan ?” bisik One sambil menahan tawanya yang hampir lepas.

Malam Minggu ini One ama temen-temennya lagi ngumpul di rumah Dylan, disana One lagi mandangin lampu taman Gednas yang bikin gemas hatinya. Tiba-tiba lewatlah Abdul Choir didepan mata mereka, penampilannya keren banget, pake baju kemeja yang dikerahnya melekat sapu tangan hijau itu.

“ Wah yang hijau itu lagi nih …” bisik hati One. “ Dul, mau kemana nich..” tanya Zeri. “Biasa malam minggu, kaya’ gak tau aja..” jawab Abdul Choir dengan nada menyindir. “O….jadi ke rumah doi yah” sahut Dylan, “ Betul sekali jawabanmu…” sahut Abdul sombong. “ Ngomong-ngomong siapa sih doi kamu ?” tanya One yang dari ngelamun aja. “ Huh…masa’ kalian gak tau pacar gue yang ngetop kaya’ gini!” sindir Abdul Choir yang tambah angkuh saja. “ Nih gue kasih tau, pacar gue orangnya ngetop kaya’ gue namanya Mercy…!”.

“Hah….” serempak One ama teman-temannya kaget. “ Apa gak salah tuh..” ujar Dylan yang masih penasaran. “ Udah yah gue cabut dulu, good bye friends !” katanya sambil berlalu. One cuma bisa geleng-geleng kepala sambil ngeliatin yang hijau dileher Abdul Choir. “ Kapan yah Abdul lupa ama yang hijau itu..” tanyanya pada lampu di Gednas yang cuma bisa bengong.

Pagi Minggu…..

“ Kukuruyuk…” terdengar suara ayam tetangga One yang membangunkannya dari tidur. One langsung cabut lari ke Tanjung Pendam sama-sama dengan Yan, adiknya yang coeloen itu. Sesampai di Ta-Pen disana udah ada Pesa dan konco-konconya yang ngegank dengan jeep belau tue. Ketika mereka lagi asik ngobrol, terlihatlah dari kejauhan si Abdul Choir yang lagi lari gawang dikejar gorilla, lagaknya sih seperti bionicman tapi malah lebih mirip ama donkey kong kesamber geledek.

Sesampai didepan One en his gank yang lagi istirahat, Abdul masih sempat goyang sana goyang sini padahal nafasnya udah ngalahin nafas tukang becak. “ Hi…Dul..” Dylan menyapa si Abdul Choir yang maha penau. “Hi…juga dong” jawabnya angkuh. “ Mau ngapain nih..” tanya Aston pura-pura bego’. “ Hari ini kan hari minggu, orang yang keren dan sehat harus olahraga dong..” jawab Abdul Choir yang kumat “sakitnya”. Kemudian doi senam seadanya di depan One, Dylan, Pesa, Aston, Yan dan Dhani. Tentu saja Dhani jadi sirik, “ Wah, senam kalo nggak loncat kelihatannya kurang seru yah “ kata Dhani sama teman-temannya. Kontan aja Abdul Choir jadi loncat-loncat gak karuan, persis ama kangguru yang udah lama nggak mandi.

“ Lucu juga nich “ bisik Yan pada One yang dari tadi diem aja. Keringat Abdul Choir membasahi tubuhnya seperti abis kecebur di got. “ Ini menandakan bahwa saya Abdul Choir adalah orang yang sehat “ kata Abdul ketika melihat ke arah anak-anak THE NEXT yang udah pada senyum feminim. Kemudian si Abdul merogoh ke kantong trainingnya yang berwarna pelangi, dikeluarkannya sesuatu dari kantong itu. “ Astaga yang hijau semalam..” pekik One tertahan. Dilapnya sekujur tubuhnya dengan sapu tangan hijau itu, One cuma bisa cekikikan.

Tak lama kemudian terlihatlah seorang cewek keren di rumah gede di Ta-pen, Abdul Choir langsung pasang aksi. “ Coba kalo emang benar-benar anak yang keren dan berani, dekatin dong tuh cewek.” kata Dylan dan Pesa ngomporin Abdul Choir. Doipun melangkah dengan kearah cewek itu, mulailah ia menjalankan strategi perangnya. “ Cewek…sendirian nih, boleh nggak kita temenin ?” katanya merayu. Cewek itu cuma bisa tersenyum  masam. “ Wah, cakep baget nih cewek, kalah jauh deh si Mercy..” bisik hatinya si Abdul.

“ Ih, senyummu manis banget !” kata Abdul Choir sambil mengedipkan matanya. “ Idih, norak banget nih cowok, tunggu aja kamu bentar lagi..” bisik cewek manis itu. “ Abun…abun !” teriak cewek keren itu tiba-tiba. “ Wah elo salah, nama gue bukan Abun tapi A-B-D-U-L C-H-O-I-R !” sahut Abdul cemberut. Tiba-tiba melesatlah seekor anjing Doberman kearah Abdul, kontan aja Abdul Choir lari terbirit-birit dan sapu tangan hijau yang menggantung di kantong celana training pelanginya seakan-akan melambai-lambai anjing doberman itu, “ Wah bagus bener tuh sapu tangan, gue kejar ah..!” bisik hati si Abun kalo bisa bicara. One, Dylan, Aston, Dhani dan Yan cuma bisa tertawa ngeliat adegan yang langka itu.

Dirumah One tepat di kamar mandi, dia lagi asik nyampo sambil nyanyi The One and Only. “ Lagi ngapain yah Abdul Choir ?” tanyanya seorang diri. Lain lagi dengan dirumah Abdul Choir, dia lagi asik nyanyi Kopi Dangdut di ruang tamunya. Dikeluarkannya sapu tangan hijau dari kantong celana hawaiiinya….” Sapu tanganku, kaulah kekasihku akhir zaman..” kata doi seorang diri.

Esok harinya One udah datang pagi-pagi. Diliatnya Abdul Choir lagi ngomong-ngomong ama Mercy…” Mer, kemarin gue dikejar oleh doberman lho…!”. “Lalu ada yang luka nggak..?” tanya Mercy sambil menggigit bibirnya. “ Ya…nggak dong kita khan orang yang perkasa, gue hajar tuh doberman !” sahut Abdul Choir ngemberak. “ Udah gitu gimana lanjutannya…” ….” Trus, doberman itu minta ampun ama gue, gini nih katanya pada gue…Ampun Om gue gak salah, yang salah majikan gue Om, bener deh Om, sumpah deh Om  kata Doberman itu, Mer..!” kata Abdul Choir yang udah berboong ria. Mercy cuma bisa manggut-manggut aja.

One melihat dari kejauhan, sapu tangan hijau itu terselip di kantong celana baggy si Abdul Choir, didekatinya mereka berdua yang lagi asik ngobrol, diliriknya sapu tangan itu lalu ditariknya benda itu dari tempat asalnya….Berhasil !…” Dasar bagai kacang ketemu kulitnya lengket banget sih..” bisik One sambil kabur ke kelasnya membawa sapu tangan milik Abdul. Sesampai dikelas dilihatnya Tince, seorang laki-laki yang bersuara cewek…(bencong gitu…) lagi ngobrol ama Kartiyem si ratu gossip satu-satu. “ Nah ini baru kesempatan…!” , didekatinya meja Tince dan dilihatnya tas Tince lagi terbuka lebar.

“ Ah…masukin aja nih sapu tangannya si Abdul !” kata One sambil memasukkan sapu tangan itu dengan hati-hati. “Rasain lo sekarang, Dul !” bisik One sambil berlalu ke tempat duduknya. Tak lama kemudian terdengar bunyi bel…..Didalam kelasnya Abdul Choir lagi kelabakan nyariin sapu tangan hijau kesayangannya untuk mengelap keringat yang udah netes dari tadi pas pelajaran ketrampilan. “ Dimana yah..” katanya sambil menggaruk-garuk kepalanya …” Apa Mercy yang pinjam yah…” tanya Abdul Choir bingung sambil menatap gambar burung garuda dikelasnya.

Sementara Abdul Choir lagi kebingungan, Tince yang lagi nyari buku catatan fisika di dalam tasnya, terkejut sekali doi, dilihatnya ada yang hijau di dalam tasnya……” Astaga….siapa yang berbaik hati memberiku sapu tangan hijau yang indah ini “ kata Tince dengan nada yang tidak percaya. “ Alangkah baiknya dia dan betapa bahagianya aku bila mengetahui siapa yang memberiku sapu tangan yang indah ini…” bisik Tince sambil berfikir…” Kalo One dan Dylan….keliatannya gak mungkin sebab mereka udah punya gacoan yang lebih cakep dari gue….lalu siapa yah…?” pikir Tince sambil memandangi sapu tangan hijau yang manis itu…

Dikelas sebelah Abdul Choir gak bisa konsentrasi belajar karena kehilangan kekasihnya, Tince juga lagi penasaran mikirin siapa sih pangeran yang berbaik hati ini….One juga ikut-ikutan gak bisa konsentrasi,” Bagaimana yah saat ini si Abdul…..apa lagi strees yah” bisik hatinya yang usil banget…..

Keesokan harinya Abdul Choir udah frustasi tanya sana tanya sini tentang kekasihnya itu. Akhirnya Abdul Choir pasang iklan di beberapa majalah dinding di Smansa :

 “ Telah kehilangan yang paling disayang benda berwarna hijau kepunyaan Abdul Choir Istambul. Barang siapa yang menemukannya, akan mendapat imbalan, kalo dia seorang cowok maka akan saya angkat menjadi saudara saya, dan kalo dia seorang cewek maka akan saya nobatkan dia menjadi pacarku yang setia dan saya berjanji akan sehidup semati…”

tertanda orang keren dan beken

Abdul Choir Istambul Kelas satu-dua

N.B : Yang hijau itu adalah sapu tangan  dan sayembara ini tidak berlaku bagi guru dan TU.

Telah satu minggu itu Abdul Choir sang pangeran belum mendapatkan kabar. Sedangkan Tince yang gak pernah melihat Mading juga gak tau siapa pangerannya itu. One udah gak sabar nungguin hari “H”, maka mulailah ia beraksi, One mendekati Tince lalu berkata,”Tince…nanti pas istirahat kedua, orang yang memberimu sapu tangan itu ingin bertemu…!” . “Apa…Oh akhirnya akan datanglah seorang pangeran ke dalam hatiku…”. One cuma bisa tertawa dalam hati sambil berlalu menuju kelas Abdul Choir. Sesampai disana One langsung berjumpa dengan Abdul Choir..

” Hi…Dul dengar-dengar ada informasi yang mengatakan bahwa pada istirahat kedua ada orang yang ingin mengembalikan sapu tanganmu…” kata One dengan nada pasti. Alangkah gembiranya Abdul Choir saat itu, ia langsung jungkir balik gak keruan dan berkata pada One…” Makasih yah, Ne…moga-moga aza cewek yang menemukannya…”…..Pas istirahat kedua, Tince sengaja pasang aksi melambai-lambaikan sapu tangan hijau itu sambil cengengesan, “ Siapa yang punya sapu tangan ini !” tanyanya pada setiap cowok yang lewat. Terang aja siswa-siswa yang lewat situ jadi heran…”Masih ada juga yah orang yang kaya’ gini di Smansa !” bisik seorang siswa kelas II.

Dari kejauhan Abdul Choir melihat sesuatu yang hijau yang menurut doi seperti sapu tangan kepunyaannya. “Memang tak salah lagi, itu memang sapu tanganku !” kata Abdul Choir. “ tapi….siapa yang menemukannya..??” katanya sambil melirik kearah Labour Tempe. “Alamak….mengapa Tince yang menemukan sapu tanganku !” kata Abdul sambil sibuk mikirin bagaimana janjinya pada pengumuman seminggu yang lalu. Akhirnya dengan lari kencang disambarnya yang hijau itu dari tangan Tince yang lagi joget-joget gak keruan. Alangkah terkejutnya Tince ketika melihat sapu tangan itu telah berada ditangan Abdul Choir. Tince pun langsung mengejar Abdul Choir dengan mesra. “ Oh…pangeranku akhirnya kau datang jua padaku !” kata Tince sambil lari mengejar Abdul Choir di lapangan Basket.

Sementara dari arah Pelataran Parkir Selatan Smansa, terdengarlah gelak tawa One en THE NEXTnya melihat kejadian yang langka tapi nyata itu dan disudut kelas satu-empat Mercy cuma bisa geleng-geleng kepala ngeliat sobatnya si Abdul Choir dikejar ama Tince…sang kekasih sehidup semati……..

The end 

Adek dan Mija….1991

Pemenang kedua Lomba Cipta Cerpen Bulan Bahasa Smansa Oktober 1991      


Tanggapan

  1. Kalo endak salah ini kelompok cerpen yang dibacakan di Radio Laika FM Belitong … Senang ada disini bisa baca naskahnya

    Udah lama juga ya 1991, kalo ngak salah penyiarnya Bung Roy

    Terimakasih telah memuatnya di sinek..

  2. Yup Bro … Mikak urang Tanjong-Belitung jua ye, udah lama bangat, lepas Isya sering dibacakan diradio itu,
    Sering-sering maen demari ya .. biar rame.


Tinggalkan Balasan ke Bujang Lapok Batalkan balasan

Kategori